Langsung ke konten utama

.....Jangan padamkan api yang berkobar kawan....

“Yang paling mengerikan itu bukanlah kehilangan uang atau kehilangan pekerjaan, namun yang paling mengerikan adalah ketika kehilangan semangat untuk bekerja. Ketika semangat itu hilang maka hilang pulalah seluruh kreativitas yang ada” 

BINCANG pagi bersama salah seorang rekan saya hari ini membuat hati ini kecut. Bagaimana tidak, semua hal-hal yang sejatinya bisa dilakukan bahkan lebih kenapa tak dilakukan. Jawabannya simpel. Hatinya lelah. Lelah dengan semua kata-kata tak bertanggungjawab yang membunuh motivasinya. Hasilnya mereka berhasil membuat semangatnya padam.




Lagi-lagi ini membuat saya sedih. Halooo… ini bukan persoalan ecek-ecek. Ini aset, peluang dan potensi masa depan yang harus digarap dengan baik. Disaat semua pihak mati-matian melirik dengan menyajikan beragam konsep namun kita sendiri malah mementahkan.

Saya bukanlah seorang karyawan teladan, bukan juga karyawan yang  tak memiliki cacat sedikitpun. Namun saya bersyukur sampai saat ini saya tetap memiliki semangat. Semangat??? Ya semangat untuk tujuan yang ingin saya gapai. Meskipun saat ini beragam mimpi itu masih tersimpan di kontak pandora. Suatu hari nanti ketika kaki ini sudah tidak terikat, maka kotak itu akan terbuka dan beragam asa akan berebutan untuk keluar.

Jika hari ini mimpimu “terpaksa patah” maka jangan membuat nyalimu ciut kawan. Akan selalu ada jalan untuk mengapresiasikannya. Hingga nanti orang-orang yang memandang rendah mimpi itu akan terjaga, bahwa kita sudah terlambat dan membuang kesempatan yang ada. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Status Yang (Tak) Diharapkan

“Ini bukanlah status yang diinginkan, namun jika ini harus kamu sandang, percayalah kamu tidak sendirian”   AKHIRNYA saya memberanikan diri m enulis artikel ini. Tulisan yang saya persembahkan untuk perempuan-perempuan yang sedang menghadapi dilema besar dalam hidupnya. Perempuan berstatus single parents di luar sana. Atau mereka yang masih terbelenggu dengan masa lalu sehingga terus menutup diri. Terpaksa menebalkan muka atas konsekuensi keputusan yang diambilnya. Manusiawi kok. Karena saya sendiri butuh waktu satu tahun untuk dapat memupuk kepercayaan diri lagi. MALU. Come on. Don’t be sad. You are not alone.